Makalah Pelabuhan

0

Buat kawan-kawan yang sedang membutuhkan “Makalah Pelabuhan”, nih gue kasih referensinya tinggal sedikit di rubah aja,, langsung aja deh di download:

  1. http://www.mediafire.com/view/?oojuf6fstsju0yk
  2. http://www.mediafire.com/view/?omkw3tbhql1rz1d
  3. http://www.mediafire.com/view/?g752z75qb3txu3s
  4. http://www.mediafire.com/view/?w60rbqnsakcbxv3

Kisi – Kisi UTS Geologi Rekayasa

0

Gaya endogen : gaya yang berasal dari dalam bumi, seperti aktivitas tektonik berupa pergerakan antar lempeng dan pembentukan pegunungan, aktivitas magmatis yang berupa intrusi magma ke permukaan atau dekat permukaan bumi, dan aktivitas volkanisme berupa pembentukan gunung api, erupsi/letusan gunung api.

 

Gaya eksogen : gaya yang dipengaruhi oleh energi matahari dan gaya tarik bumi (gravitasi). Yang termasuk gaya eksogen adl pelapukan, erosi, mass wasting dan sedimentasi.

 

Bentang alam endogen : bentangalam yang pembentukannya dikontrol oleh gaya-gaya endogen, seperti aktivitas gunungapi, aktivitas magma, dan aktivitas tektonik (perlipatan & patahan).

 

Bentangalam eksogen : bentuk2 bentang alam yang proses pembentukannya di kontrol oleh gaya eksogen. Bentangalam eksogen dikenal juga sebagai bentangalam destruksional.

 

Jentera geomorfik :  suatu tahapan dari bentuk-bentuk bentangalam/ morfologi sebagai akibat dari proses geomorofologi yang bekerja terhadap bentang alam tersebut. Jentera geomorfik dapat dibagi menjadi tahapan muda, dewasa, tua, dan tahapan pendataran kembali (penepleinisasi).

 

Pelapukan : proses desintegrasi / dekomposisi dari material penyusun kulit bumi yang berupa batuan. Pelapukan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim, temperatur dan komposisi kimia dari mineral-mineral penyusun batuan.

 

Erosi : proses pengikisan yang terjadi pada batuan maupun hasil pelapulan batuan (tanah) oleh media air, angin, maupun es/gletser.

 

Mass wasting : gerakan batuan, relogith, dan tanah kearah kaki lereng sebagai akibat dari pengaruh gaya berat (gravity).

 

Sedimentasi : suatu proses pengendapan material yang ditranport oleh media air, angin, es/gletser di suatu cekungan.

 

Geomorfologi : ilmu yang mempelajari tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang mempengaruhinya. Geormofologi mempelajari bentuk-bentuk bentangalam; bagaimana bentangalam itu berbentuk secara konstruksional yang diakibatkan oleh gaya endogen, dan bagaimana bentangalam tersebut dipengaruhi oleh pengaruh luar berupa gaya eksogen seperti pelapukan, erosi, denudasi, sedimentasi.

 

Bentangalam (landscape) : panaroma alam yang disusun oleh elemen-elemen geormofologi dalam sedimen yang lebih luas dari terrrain.

 

Bentuk lahan (landforms) : komplek fisik permukaan ataupun dekat permukaan suatu daratan yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia.

Fungsi dari Atmosfer : (1) memindahkan air dari lautan melalui proses penguapan ke daratan yang kemudian kembali lagi sebagai hujan/salju. (2) salah satu gaya utama dalam proses pelapukan. (3) pengatur khasanah kehidupan dan suhu permukaan bumi.

 

Peta geormofologi : peta yang menggambarkan bentuk lahan, genesa beserta proses yang mempengaruhinya dalam berbagai skala. Berdasarkan definisitersebut maka suatu peta geormofologi harus mencakup hal-hal sebagai berikut :

1)      Aspek-aspek utama lahan / terrain yang disajikan dalam bentuk simbol huruf/angka, warna,pola garis dan hal itu bergantung pada tingkat kepentingan masing-masing aspek.

2)      Aspek-aspek yang dihasilkan dari sistem survei analitik (diantaranya morfologi dan morfogenesa) dan sintetik(diantaranya proses geormofologi, tanah/soil, tutupan lahan).

3)      Unit utama Geormofologi yaitu kelompok bentuk lahan didasarkan atas bentuk asalnya (struktural, denudasi, fluvial, marin, karts, angin, es).

4)      Skala peta merupakan perbandingan jarak peta dengan jarak sebenarnya yang dinyatakan dalam angka, garis atau kedua-duanya.

Kegunaan peta Geormofologi

  1. Untuk tujuan sains maka peta geormofologi diharap mampu memberi informasi mengenai :

i)        Faktor-faktor geologi apa yang telah berpengaruh kepada pembentukan bentangalam disuatu tempat.

ii)       Uraian deskriptif dari bentuk-bentuk bentangalam apa saja yang telah tebentuk. Peta geormofologi yang disajikan harus dapat menunjang hal-hal tersebut diatas, demikian pula klasifikasi yang digunakan.

iii)     Gambaran peta yang menunjang ganesa dan bentuk diutamakan.

 

  1. Untuk tujuan terapan peta geormofologi akan lebih banyak memberi informasi mengenai :

i)        Geometri dan bentuk permukaan bumi seperti tinggi, luas, kemiringan lereng, kerapatan sungai dsb.

ii)       Proses geormofologi yang sedang berjalan dan besarannya seperti :

  • Jenis proses (pelapukan, erosi, sedimentasi, longsoran, pelarutan, dsb).
  • Besaran dan proses tersebut (berapa luas, berapa dalam, berapa intensitasnya).

 

1. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perubahan bentuk bentangalam?

Gaya endogen; gempa bumi, magmatisme, volkanisme, oragenesa

Gaya eksogen; pelapukan, erosi, sedimentasi, dll

==============================

2. Sebutkan bentuk-bentuk bentangalam yang dikontrol oleh gaya endogen?

aktivitas gunungapi, aktivitas magma, dan aktivitas tektonik (perlipatan & patahan)

==============================

3. Sebutkan bentuk-bentuk bentangalam yang dikontrol oleh gaya eksogen?

Aktivitas sungai, pola pengaliran sungai, aktivitas pesisir pantai, aktivitas angin.

==============================

4.Sebutkan jenis-jenis pelapukan dan erosi?

Jenis-jenis pelapukan :

Pelapukan mekanis; pelapukan yang bekerja secara mekanis sebagai akibat perubahan temperatur yang ekstrim pada batuan.

Pelapukan kimiawi; pelapukan yang diakibatkan oleh reaksi kimia yang terjadi antara unsur-unsur kimia yang ada dalam batuan.

Pelapukan biologis; pelapukan yang diakibatkan oleh aktivitas biologis, seperti aktivitas binatang dan atau tumbuhan yang pada akhirnya batuan mengalami desintegrasi menjadi bagian yang lebih kecil.

Jenis-jenis erosi :

Erosi alur; erosi yang berbentuk alur-alur dengan ukuran lebar lembahnya berkisar antara beberapa mm hingga cm.

Erosi lembar; erosi yang berbentuk lembaran dengan ukuran sesuai dengan bidang yang dierosi.

Erosi drainase; erosi yg berbentuk saluran dengan ukuran lebar lembahnya berkisar antara beberapa cm hingga 1 meter.

Erosi saluran; erosi yang berbentuk saluran dengan ukuran lebar lembahnya lebih besar 1 meter hingga beberapa meter.

Erosi lembah; erosi berbentuk lembah dengan ukuran lembahnya diatas 10 meter.

==============================

5.            Jelaskan perbedaan antara stadia erosi sungai dan jentera geomorfik?

Stadia erosi sungai ; erosi yang berbentuk saluran dengan ukuran lebar lembahnya lebih besar 1 meter hingga beberapa meter.

Jentera geomorfik ; suatu tahapan dari bentuk-bentuk bentangalam/ morfologi sebagai akibat dari proses geomorofologi yang bekerja terhadap bentang alam tersebut.

================================

6. Sebut dan jelaskan faktor yang menjadi mengontrol dari bentuk-bentuk pola pengaliran sungai (drainage pattern) ?

Pola aliran rectangular: pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi seperti struktur rekahan dan patahan.

Pola aliran radial: pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu.

Pola aliran annular: pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan kearah downstream aliran kembali bersatu.

Pola aliran trellis: pola aliran sungai yang berbentuk pagar

Pola aliran dendritic: pola aliran yang cabang-cabang sungainya menyerupai struktur pohon.

============================

7. Sebutkan bentuk bentangalam hasil proses aktivitas fluviatil?

Aktivitas sungai, pola pengaliran sungai.

============================

8. Sebutkan bentuk bentangalam hasil proses aktivitas pantai?

Perubahan gelombang air laut, tanjung, teluk

============================

9. Sebutkan beberapa bentangalam hasil proses aktivitas angin?

> sand dunes : berbentuk bukit pasir berpola parabolic/ellipsoid

> arroyos : terbentuk akibat dari aliran air hujan yang membawa partikel pasir yang mengisi bagian gullies dan valley

> pediment : berbentuk dataran landai

> inselberg : berbentuk perbukitan memanjang dan merupakan sisa hasil erosi angin

> plateau : berbentuk bukit dengan permukaan yang relatif datar serta memiliki kemiringan lereng yang kecil.

=============================

10. Sebutkan apa bedanya antara bentangalam dan bentuk lahan?

Bentang alam : panaroma alam yang disusun oleh elemen-elemen geormofologi dalam sedimen yang lebih luas dari terrrain.

Bentuk lahan : komplek fisik permukaan ataupun dekat permukaan suatu daratan yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia.

==============================

11. Sebutkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi bentuk bentangalam?

Sisa-sisa organisme, aktivitas angin, aktivitas pantai, aktivitas sungai

===============================

12. Sebutkan bentuk-bentuk bentangalam yang bersifat konstitusional dan bentuk bentang alam destruksional?

Konstitusional; aktivitas tektonik, magmatis, volkanisme, aktivitas gunungapi

Destruksional; air, angin, es/gletser, pelapukan , gelombang air laut.

================================

13. Jelaskan manfaat peta geormofologi bagi para perencana wilayah dan kota (pranolog) maupun para ahli teknik sipil?

 

================================

14. Jelaskan hubungan antara peta topografi dengan geomorfologi?

Contoh Makalah Transportasi

0

BAB I
PENDAHULUAN

Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia. Sebagai ibukota negara, Jakarta memegang posisi sangat penting dalam hal politik, ekonomi, dan perdagangan. Dalam menunjang perekonomian tidak terlepas dari aktivitas transportasi sebagai elemen penting yang menghubungkan beberapa aktifitas, baik industri maupun pribadi. Kemacetan di Indonesia khusunya Ibukota DKI Jakarta tidak dapat dihindari, terutama pada titik-titik persimpangan baik di jalan-jalan protokol hingga di jalan lingkungan.

            Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi sebagai urat nadi kebutuhan politik ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Sistem jaringan transportasi dapat dilihat dari segi efektivitas, dalam arti selamat, aksesibilitas tinggi dan terpadu.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Untuk mengetahui kendala – kendala yang mengakibatkan waktu tempuh melebihi waktu normal perjalanan.

BAB III
STUDI KASUS
a. Lokasi Pemberangkatan
 Jalan Bunga Rampai IV Perumnas Klender
b. Kendaraan yang dipakai
 Angkot
c. Waktu berkendara
 Sabtu, jam 14.00 WIB
 Minggu, jam 09.00 WIB
d. Rute yang di tempuh
e. Aktifitas pengguna jalan
f. Waktu tempuh realisasi

BAB IV
ANALISA
Dari studi kasus yang dilakukan seperti yang diuraikan pada Point III, maka dapat di amati bahwa ada beberapa faktor penyebab dari lamanya waktu tempuh perjalanan dari tempat tinggal ke kampus ITBU sebagai berikut :
a) Moda Transportasi
Seiring dengan meningkatnya taraf hidup hampir sebagian besar warga maka perlahan tapi pasti angkutan umum mulai ditinggalkan dan beralih ke angkutan pribadi baik roda dua maupun roda empat. Dengan peralihan tersebut maka jumlah kendaraan di jalan raya meningkat drastis, semula satu kendaraan umum bisa membawa 5 orang atau lebih sekarang beralih ke kendaraan pribadi yang hanya mengangkut satu atau dua orang. Pertambahan jumlah kendaraan membuat volume lalu lintas cenderung naik dan macet, sehingga waktu tempuh menjadi lebih lama.

b) Jalan
Sebagaimana kita ketahui bahwa penambahan ruas jalan di DKI Jakarta tidak seimbang dengan pertambahan jumlah kendaraan, sehingga di beberapa ruas jalan baik protokol, arteri maupun lingkungan tidak bisa mewadahi aktifitas lalu – lintas. Hal ini juga diperparah dengan adanya jalan yang rusak dan tidak baik di lalui kendaraan. Akibat dari ruas jalan yang tidak mencukupi ini dan juga kerusakan jalan mengakibatkan lalu lintas tersendat dan terjadi kemacetan dimana-mana. Hal ini juga dalam pengamatan saya merupakan faktor penyebab bertambahnya waktu tempuh perjalanan.

c) Regulasi
Untuk mengatur lalu lintas agar berjalan lancar maka telah di buat satu regulasi baik menyangkut kebijakan maupun ketentuan pelaksanaan langsung di lapangan. Dalam perjalanan dari tempat tinggal ke kampus, khusus terkait hal ini antara lain adanya Traffic Light, pengaturan lintasan rel kereta api, pengalihan jalan dan lain – lain.

d) Perilaku Berkendara
Faktor – faktor tersebut di atas juga ditambah dengan perilaku berkendara yang belum tertib dan sopan dalam berkendara. Kendaraan roda dua dan mobil banyak yang ugal – ugalan atau saling serobot terutama di perlintasan sebidang yang ada Traffic Light. Bahkan untuk kendaraan roda dua lampu merah juga sering di langgar atau berhenti didepan garis pembatas. Perilaku seperti ini menyebabkan kemacetan dan ujungnya menambah waktu tempuh perjalanan.

BAB V
KESIMPULAN
Dari studi kasus dan analisa yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa penyebab dari bertambahnya waktu tempuh dari tempat tinggal sampai ke kampus antara lain :
a. Lalu lintas macet yang diakibatkan akumulasi gabungan antara jumlah kendaraan yang tidak seimbang dengan kapasitas jalan.
b. Pengaturan lalu lintas yang masih tumpang – tindih serta adanya ruas jalan yang rusak.
c. Perilaku pengendara yang belum tertib.

MENDIRIKAN KONSTRUKSI BANGUNAN KAYU

0

 Secara garis besar bangunan gedung dibagi menjadi dua bagian, yaitu konstruksi bangunan bawah dan bangunan atas. Konstruksi bangunan bawah yaitu bangunan yang berada di bawah tanah, khususnya pondasi. Tetapi, konstruksi bangunan atas yaitu semua bagian bangunan yang berada di atas tanah. Khusus untuk konstruksi bangunan kayu, semua konstruksi bangunan bagian atasnya terbuat dari kayu. Akan tetapu, sedang bangunan bawah khususnya pondasi terbuat dari pasangan batu kali yang dikombinasi dengan beton sloof.

Dalam mendirikan konstruksi bangunan kayu yang kuat dan kokoh harus diawali dengan pembuatan pondasi yang kokoh pula. Secara umum, pendirian bangunan kayu diawali dengan penyetelan kuda-kuda, pemasangan tiang, pemasangan kerangka dinding, jurai, blandar, gording, usuk, lisplank, papan riter, reng, penutup atap (genting). kemudia diakhiri dengan pemasangan genting bubungan.

Langkah Kerja :

  1. Siapkan semua bahan dan peralatan yang akan digunakan.
  2. Rangkailah konstruksi kuda-kuda penuh dengan sebaik-baiknya, semua sambungan diperkuat dengan nagel.
  3. Sambunganlah kuda-kuda kayu tersebut dengan tiang kayu yang diperkuat dengan nagel pula.
  4. Dirikan rangkaian kuda-kuda kayu dengan tiang kayu tersebut di atas pondasi yang telah dibuat sebelumnya. Setel setegak mungkin dengan cara dikontrol memakai unting-unting dan perkuatlah kedudukan posisinya memakai skor-skor atau bambu.
  5. Setel dua buah setengah kuda-kuda lainnya, perkuat semua sambungannya memakai nagel.
  6. Pasanglah masing-masing setengah kuda-kuda tiang kayu yang diperkuat dengan nagel pula.
  7. Dirikan kedua setengah kuda-kuda tersebut menempel pada kuda-kuda penuh. Perkuat pertemuan setengah kuda-kuda dengan kuda-kuda penuh memakai baut berdiameter 12 mm.
  8. Kontrol ketegak-lurusan tiang memakai unting-unting dan perkokoh kedudukan semua tiang kayu dengan cara dipasang skor-skor penyokong memakai bambu atau kayu.
  9. Pasanglah empat tiang penahan jurai dan perkuat dengan balok induk lantai dan balok kerangka dinding kayu bagian atas.
  10. Pasanglah ke empat jurai dan perkuat sambungannay dengan memakai paku.
  11. pasanglah semua gording yang ujung-ujungnya diperkuat dengan cara dipaku.
  12. Pasanglah papan riter di atas semua gording selurus mungkin dengan cara dibantu dengan tarikan benang.
  13. Pasanglah semua usuk dengan jarak 40 cm antara satu dan lainnya. Perkuatan pertemuan usuk dengan gording dan jurai dilakukan dengan cara dipaku.
  14. Pasanglah reng dengan jarak sesuai dengan panjang genting yang akan dipasang. Perkuat kedudukannya dengan cara dipaku pada usuk-usuk yang berada di bawahnya. Reng paling bawah posisinya dibuat miring yang berbeda dengan yang di atasnya.
  15. Ukurlah panjang tritisan yaitu 0,80 cm; dan potonglah semua gording dan usuk yang berada di luar jarak tersebut. Bantulah kelurusannya dengan menarik benang.
  16. Pasanglah genting sebagai penutup atap serapi mungkin (lurus arah ke bawah dan ke samping). Genting-genting yang berada di atas jurai dipotong seperlunya menggunakan kakak tua atau alat lainnya.
  17. Pasanglah genting bubungan dengan menggunakan campuran 1 semen : 10 pasir yang dicampur dengan pecahan genting untuk menjaga penyusutan pasangan.
  18. Pasanglah papan lisplank pada ujung usuk-usuk yang telah dipotong sebelumnya.
  19. Rapikan lingkungan pekerjaan dari kotoran dan benda-benda lain yang tidak berguna seperti kondisi semula.

MEMBUAT KONSTRUKSI TIANG DAN BALOK

0

Tiang balok dalam konstruksi bangunan kayu berfungsi sebagai pendukung beban gaya-gaya yang bekerja pada kuda-kuda yang berada di atasnya. Oleh karena itu, penempatan tiang kayu ini harus tepat dan mempunyai ukuran yang sesuai dengan gaya-gaya yang bekerja padanya. Hubungan antara tiang kayu dan balok tarik kuda-kuda dapat dilakukan dengan bentuk sambungan lubang dan pen yang diperkuat dengan nagel. Agar kedudukan tiang kuat dan tahan lama, pada bagian bawahnya perlu dipasang pondasi atau berdiri di atas campuran beton. Bagaimana cara membuat konstruksi bangunan kayu dengan lantai berbentuk panggung di atas tanah?  Tiang kayu merupakan komponen yang sangat penting peranannya karena berfungsi ganda. Fungsi pertama adalah sebagai pendukung rangka atap yang berada di atasnya. Adapun fungsi kedua adalah sebagai penahan balok-balok induk yang merupakan kekuatan utama dalam konstruksi lantai kayu. Hubungan antara balok induk dan tiang kayu ini sama seperti sambungan yang lain, yaitu dengan konstruksi lubang dan pen.

MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

0

Bahan untuk kuda-kuda kayu ini harus dipilih dari kayu yang baik dan ukurannya mencukupi dengan ukuran yang dibutuhkan. Untuk kuda-kuda dengan bentang lebih dari 4 meter, pertama-tama yang harus dikerjakan adalah menyambung balok tarik dengan diperkuat dengan balok pengunci. Namun untuk kuda-kuda dengan bentang kurang dari 4 meter, maka balok tariknya tidak perlu disambung. Tetapi tetap harus memilih panjang kayu yang mencukupi. Sesudah itu, dilanjutkan dengan mengukur dimana akan ditempatkan kaki kuda-kuda dan tiang penggantungnya.

Tiang penggantung dengan balok tarik disambung terlebih dahulu dan harus dipasang benar-benar siku atau tegak lurus terhadap balok tarik. Untuk dapat menentukan siku dan tidaknya tiang penggantung dengan balok tarik, dapat menggunakan siku rangka atau dengan sistem perbandingan 3:4:5. Pekerjaan berikutnya yaitu membuat sambungan kaki kuda-kuda dengan balok tarik yang membentuk sudut tertentu (sesuai dengan kemiringan atap yang dikehendaki), misalnya 90 derajat. dan sambungan antara kaki kuda-kuda dengan tiang penggantung.

Untuk membuat kuda-kuda lebih dari satu buah, selesaikanlah satu kuda-kuda lebih dahulu. kemudian, dijadikan master untuk membuat kuda-kuda yang lainnya.